Loading...
Istilah “quantum” dipinjam dari dunia ilmu fisika yang berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Maksudnya dalam pembelajaran quantum, pengubahan bermacam- macam interaksi yang terjadi dalam kegiatan belajar. Interaksi- interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah guru dan siswa menjadi hal yang bermanfaat bagi kemajuan mereka dalam belajar secara efektif dan efisien.
Quantum learning merupakan kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Quantum learning ini berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apapun memberikan sugesti positif atau negatif.
Tokoh utama di balik Quantum Learning adalah Bobbi DePorter. Dia perintis, pencetus dan pengembang utama Quantum Learning. Sejak tahun 1982 DePorter mematangkan dan mengembangkan gagasan Quantum Learning di SuperCamp. Dengan dibantu oleh teman-temannya, terutama Eric Jansen, Greg Simmons, Mike Hernacki, Mark Reardon dan Sarah Singer Nouric, DePorter secara terprogram dan terencana mengujicoba gagasan-gagasan Quantum Learning kepada para remaja di SuperCamp salama tahuan awal 1980-an. DePorter menjelaskan bahwa metode ini dibangun berdasarkan pengalaman dan penelitian terhadap 2.500 siswa dan sinergi pendapat ratusan guru di SupeCamp. Prinsip-prinsip dan metode-metode Quantum Learning ini dibentuk di SuperCamp.
Hal yang penting dicatat dalam quantum learning adalah bahwa siswa memiliki “kekuatan pikiran” yang tak terbatas. Ditegaskan bahwa otak manusia mempunyai potensi yang sama dengan yang dimilliki oleh Albert Einstein. Selain itu, dipaparkan tentang bukti fisik dan ilmiah yang memerikan bagaimana proses otak itu bekerja. Melalui hasil penelitian Global Learning, dikenalkan bahwa proses belajar itu mirip bekerjanya otak seorang anak 6-7 tahun yang seperti spons menyerap berbagai fakta, sifat-sifat fisik, dan kerumitan bahasa yang kacau dengan “cara yang menyenangkan dan bebas stres”. Bagaimana faktor-faktor umpan balik dan rangsangan dari lingkungan telah menciptakan kondisi yang sempurna untuk belajar apa saja. Hal ini menegaskan bahwa kegagalan, dalam belajar, bukan merupakan rintangan. Keyakinan untuk terus berusaha merupakan alat pendamping dan pendorong bagi keberhasilan dalam proses belajar. Setiap keberhasilan perlu diakhiri dengan “kegembiraan dan tepukan.”
Berikut ini beberapa Metode (Model) Pembelajaran Quantum Learning yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di sekolah.
1. Peta konsep
Peta konsep sebagai teknik belajar efektif. Peta konsep disini lebih menunjukkan pada keuangan ide-ide pikiran sebagai catatan dalam grafis sebagai salah satu teknik belajar efektif. Peta konsep berupa ide pemikiran yang di tuangkan dalam bentuk gambaran atau grafik.
Menurut Nacy Murgilulier yang dikutip Rose dan Nicholl sebelum belajar kita memvisualisasikan gambar dengan pikiran kita dan mengkaitkannya dengan konsep-konsep.
Langkah-langkah tehnik penggunaan peta menurut Rose dan Nicholl:
a. Mulai degan topik di tengah halaman: Tulislah gagasan uatama di tengah-tengah halaman kerertas dan lingkupilah dengan segitiga atau bentuk-bentuk lain ,sehingga kita terdorong untuk mendefinisikan gagasan inti subjek yang dipelajari sebagai titik awal yang efektif.
b, Buat cabang-cabangnya: Tambahkan cabang keluar untuk setiap poin atas gagasan utama antrara lima atau tuju cabang jangan terlalu banyak.
c. Gunakan kata-kata kunci: Kata kunci adalah kata yang menyampaikan isi sebuah gagasan dan memudahkan memicu ingatan kita. MIsal:
· Tambahkan symbol-simbol dan ilustrasi mendapatkan ingatan yang lebih baik
· Gunakan huruf kapital
· Tulis gagasan penting dengan huruf yang lebih besar
· Hidupkanlah peta pikiran anda dengan hal-hal yang menarik
· Garis bawahi kata-kata itu / gunakan huruf miring atau tebal
· Siaplah kreatif dan berani
d. Lakukan sendiri dan jangan takut salah atau jelek , gunakan sebanyak mungkin ganbar yang memang membantu pemahaman anda sendiri
· Gunakan bentuk-bentuki acak untuk gagasan sendiri
· Buatlah peta konsep secara horizontal,agar dapat ruang bagi gagasan anda
· Cara membelajarkan peta konsep dan secara klasikal:
· Cara pembelajaran degan konsep ini perlu di sajikan dengan metode tugas kerja kelompok . Adapun contoh langkah –langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Guru melakukan apresiasi dengan pertanyaan pada materi model-model pembelajaran
2) Gunakan pertanyaan tentang dimensi-dimensi atau cakupan materi dari model-model pembelajaran
3) Sambil bertanya guru mencoba mentranfer jawaban siswa dalam bentuk peta konsep
4) Perbaiki peta konsep yang belum terstuktur
5) Setelah gambar peta jadi da papan tulis , guru meminta siswa untuk membuat peta konsep secara berkelompok berdasarkan sub-sub materi yang ada
6) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok,ke mudian siwa kerja kelompok untuk menbuat peta konsep . untuk itu di berikan batas waktu misalnya 10-15 menit.Jika siswa sudah terbiasa mambuat peta konsep siswa sudah dapat ditugaskan ecara individu atau kompok kecil per dua orang
7) Selama siswa menyusun peta konsep guru keliling untuk memberikan penjelasan kjika ada kelompok yang bertanya
8) Guru meminta siswa untuk membuat matrik konsep pengelompoan dan atributnya
9) Setelah selesai wakil-wakil kelompok disuruh maju untuk mempresentasikan .Sementara kelompok lain diberikan kesempatan untuk menanggapi dan masukan
10) Jika diperlukan guru memberikan penjelasan kepada materi yang belum dapat dipahami siswa
11) Berikan masikan terhadap hasil pekerjakan siswa
12) Lakuklan postest tentang konsep yang diluasai
13) Berikan siswa untuk memberikan masukan terhadap cara pembelajaran guru sebagai evaluasi untuk pembelajaran pada pertemuan selanjutnya
2. Teknik Memori
a. Teknik memori adalah teknik memasukkan informasi ke dalam otak sesuai dengan cara kerja otak (brain-based technique). Dalam teknik ini perlu meningkatkan efektifitas dan efisiensi otak dalam menyerap dan menyimpan informasi. Daya ingat kita dapat ditingkatkan dan menurut Gunawan (2004) otak suka dengan hal yang bersifat:
· Ekstem berlebihan/tidak masuk akal
· Penuh warna
· Multi sensor
· Lucu
· Melibatkan emosi
· Melibatkan irama atau musik
· Tindakan aktif
· Gambar tiga domensi dan hidup/aktif
· Menggunakan asosiasi
· Imajinasi
· Humor
· Simbol
· Nomor dan urutan
b. Teknik memori memiliki hambatan yaitu orang tua atau guru menganggap konyol jika kita berfikir tidak masuk akal. Namun cara ini sangat efektif karena otak kita menyimpan gambar dan makna.
1) Melatih Imajinasi
Sekarang coba anda melakukan satu hal. Sambil menutup mata, coba bayangkan dalam pikiran anda hal-hal berikut ini:
a) Bayangkan sebuah baju kaos tanpa kerah, herwarna merah, mempunyai satu saku di bagian tengah.
b) Sekarang bayangkan baju kaos ini membesar sampai 5 kali dari ukuran semula.
c) Bayangkan baju kaos ini mempunyai kepala, kaki dan tangan.
d) Bayangkan baju kaos ini mengajak anda berbicara, berkenalan dengan anda.
e) Bayangkan anda mendengar baju kaos itu berkata, “Hi… Bu guru apa kabar hari ini? Senang berkenalan dengan anda. Siapa nama anda?” apa anda hari ini senang mengikuti PLPG? Seriuskah anda? Mengapa anda ngantuk seperti muridmu? Apa anda ndak malu dengan pengajarnya kalau ngantuk? Kalau ngantuk makan dulu saja.
Jika kita dapat melatih imajinasi berarti otak kanan kita aktif dengan baik. Untuk mencapai hasil maksimal kita perlu memberdayakan dan menyeimbangkan penggunaan otak kiri dan kanan.
2) Teknik Rantai Kata
Teknik ini menggunakan cara menyambung atau merantai kata menjadi cerita yang mudah kita hafalkan. Syarat yang harus dilakukan dalam membuat ceita pendek ada pada 14 poin yang tersebut sebelumnya dan ada pula syarat tambahan yaitu:
a) Buatlah cerita yang berisi aksi atau tindakan
b) Hindari perubahan bentuk karena akan mengacaukan urutan kata yang dihafal dan kurang menarik bagi otak.
c) Jangan menambah objek lain.
d) Buat cerita yang sependek mungkin karena akan semakin baik dan efektif.
e) Bayangkan gambar dari objek cerita
Teknik ini adalah melatih merangkai membuat kalimat/cerita dari kata-kata yang sudah ada.
Contoh :
a) Semesta
b) Variabel
c) Konstanta
d) Fungsi
e) Persamaan
3. Teknik Plesetan Kata
Teknik plesetan kata yaitu menggantikan kata sulit yang ingin kita hafal dengan kata lain yang bunyinya mirip atau lucu.
4. Sistem Pasak Lokasi
Sistem pasak lokasi yaitu teknik mengakses dan mengaktifkan memori semantik dan episodik. Saat kita berusaha menghafal, kita mengaktifkan memori semantik. Informasi yang kita dapat kemudian dicantolkan pada lokasi yang berarti mengaktifkan memori episodik. Dalam memilih lokasi seharusnya lokasinya sudah kita kenal agar kita tidak salah mengingat apa yang masuk dalam memasukkan memori. Jumlah lokasi tergantung pada kata yang ingin dihafal. Untuk menentukan kekuatan informasi pada memori tergantung pada dua hal yaitu:
a) Seberapa baik kita menentukan alur lokasi (harus urut)
b) Seberapa baik visualisasi yang dilakukan
Misalnya anda diminta untuk menghapal cerita nama hewan yang dilindungi di Indonesia seperti di bawah ini
a) Bangau Hitam
b) Biawak Pohon
c) Burung Udang
d) Harimau Sumatra
e) Monyet Hitam
f) Kakak Tua Raja
g) Orang Hutan Kalimatan
h) Jalak putih
Karena ada delapan data, maka kita membutuhkan delapan lokasi, Kita ambil rumah anda sebagai contoh. Sekarang kita tentukan lokasinya.
a) Jalan di depan rumah anda
b) Pintu pagar rumah anda
c) Halaman depan rumah
d) Pintu masuk utama
e) Ruang tamu
f) Tembok di ruang tamu
g) Ruang keluarga
h) Lemari es (yang ada di ruang makan)
Untuk itu anda harus melakukan atau membayangkan hal berikut ini sewaktu anda pulang ke rumah. Dalam proses anda masuk ke rumah, anda melihat hal berikut ini :
a) Bayangkan ada seekor bangau hitam yang berdiri di jalan di depan rumah anda.
b) Pada pintu pagar rumah anda ada seekor biawak yang menggigit sebatang pohon (biawak pohon).
c) Dihalaman didepan rumah anda hinggap seekor burung yang membawa udang diparuhnya (burung udang)
d) Saat mau mau masuk ke rumah, pintu dijaga oleh seekor harimau Sumatra yang sedang mengaum
5. Teknik Akrostik (Jembatan Keledai)
Teknik akrostik adalah teknik menghafal dengan mengambil huruf depan dari materi yang ingin diingat dan kemudian digabungkan hingga menjadi singkatan atau kata/kalimat lucu.
Contoh:
Mejikuhibiniu (Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, Ungu),
Hari libur naik kuda, rabu kamis free (singkatan dari unsur kimia golongan IA: H, Li, Natrium, K, Cs, Fr)
Cewek sinting genit senang plembungan (singkatan dari unsur kimia golongan IV A: C, Si, Gn, Sn, Pb)
Demikian beberapa Metode (Model) Pembelajaran Quantum Learning. Semoga bermanfaat.
Loading...
0 Response to "BEBERAPA METODE (MODEL) PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING"
Post a Comment