Loading...
REKRUTMEN CPNS GURU GARIS DEPAN ATAU GGD |
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemendikbud akan merekrut 17.000 guru garis depan atau GGD untuk ditempatkan di 15.000 desa, daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T). Guru tersebut akan menyandang status calon pegawai negeri sipil (CPNS) setelah lulus program GGD. Program tersebut dicanangkan akan bergulir hingga tahun depan.
Tahun ini, Kemendikbud baru merekrut 6.296 guru hasil dari seleksi program GGD 2016. Pelaksana Tugas Direktur Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Hamid Muhammad menuturkan, program GGD 2018 akan melibatkan guru honorer bergelar sarjana yang sudah mengabdi di sekolah-sekolah 3T.
Menurut dia, rencana merekrut 17.000 GGD itu sedang dibahas intensif dengan kementerian dan lembaga terkait, yaitu Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta Badan Kepegawaian Negara. Hamid berharap, program GGD mendapat dukungan dan komitmen dari pemerintah daerah. Pasalnya, gaji untuk para GGD berasal dari APBD masing-masing kabupaten.
“Sudah saya kerjakan datanya. Jadi daerah 3T yang katanya kekurangan guru, sebenarnya gurunya ada tapi non-PNS. Kami nanti akan lihat guru non-PNS mana yang memenuhi syarat (untuk direkrut jadi CPNS melalui program GGD). Artinya, (harus) S1 dan pendidikannya sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Itu sudah kami petakan dan sudah ada beberapa daerahnya. Nah itu yang akan dikoordinasikan. Sehingga mereka yang di daerah sudah lama mengabdi punya kesempatan ikut,” ucap Hamid di Kantor Kemendikbud Senayan, Jakarta, Rabu, 13 September 2017.
Dia menjelaskan, guru honorer yang ikut program GGD juga harus lulus Pendidikan Profesi Guru (PPG). Menurut dia, sebagian besar guru honorer di daerah 3T tak mengantongi sertifikat profesi alias belum lulus PPG. “Data dari Kemendes PDTT, sekitar 15.000 desa itu tersebar di 122 kabupaten. Untuk ikut seleksi GGD, mereka harus PPG dulu,” ujarnya.
Ia menyatakan, penempatan GGD juga bisa di luar daerah 3T. Pasalnya, beberapa desa di Pulau Jawa pun masih banyak yang berada jauh dari pusat pemerintah kabupaten. Kendati demikian, penempatan di daerah 3T jadi prioritas. “Makanya saya usul, minta secara tertulis ke Kemendes tolong kalau menetapkan daerah tertinggal itu basisnya desa. Karena di semua kabupaten itu ada 1-2 desa yang memang tepencil. Seperti wilayah Lebak, Wonosobo dan Baluran,” katanya.
Honorer Mendapat Prioritas jadi Guru Garis Depan
Guru honorer yang sudah mengabdi di daerah 3T (Terdepan Terluar dan Tertinggal) mendapat prirotas menjadi guru garis depan (GGD). Kemendikbud berencana merekrut 17 ribu GGD. Hal ini untuk memenuhi kekurang guru di wilayah terpencil, perbatasan, dan terisolir.
"Tahun depan kami tetap akan usulkan GGD. Cuma mungkin ada perubahan pola. Kan ada beberapa daerah usulkan agar guru yang penuhi syarat dan sudah lama mengabdi di daerah terpencil itu dimasukkan. Nah ini yang mungkin akan ada perubahan itu," kata Plt Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Hamid Muhammad usai pelepasan GGD di Jakarta, Selasa (12/9).
Dia menyebutkan, guru honorer yang sudah mengabdi di daerah 3T dan memenuhi syarat, mendapat prioritas. Syaratnya mereka harus berijazah S1 dan berusia maksimal 35 tahun.
Selain dari honorer, lulusan S1 umum juga diberikan peluang dengan lebih dulu merekrut mereka dan menjalani program pendidikan profesi guru (PPG) selama dua semester.
"Jadi harus sekolah PPG dulu, tanpa itu kan nggak bisa mengajar," ujarnya.
Dia mengakui jumlah GGD yang akan direkrut tahun depan sangat banyak. Itu sebabnya tenaga yang direkrut berasal dari honorer maupun umum karena sulit mencari lulusan PPG.
"Ya kalau cari lulusan PPG itu nggak ada orangnya. Wong tahun kemarin saja kuota 7.000, yang kami dapat hanya 6.296 orang. Kemenristekdikti bilang tahun ini prgram PPG-nya sangat sedikit. Kalau kami syaratkan harus PPG ya nggak mungkin dan susah," tuturnya.
Loading...
0 Response to "KEMENDIKBUD BERENCANA MEMBUKA REKRUTMEN 17.000 CPNS GURU GARIS DEPAN ATAU GGD PADA TAHUN 2018"
Post a Comment