PRINSIP HARMONI DALAM KEBERAGAMAN SUKU, AGAMA, RAS, DAN ANTARGOLONGAN (SARA) SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI, DAN GENDER DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA

Loading...
A. Keberagaman SARA di Indonesia
Keragaman merupakan suatu kondisi pada kehidupan masyarakat yang menunjukkan adanya perbedaan. Perbedaan seperti pada suku bangsa, agama, ras, serta budaya. Keragaman yang ada di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan bangsa indonesia. Keragaman yang terjadi di Indonesia juga merupakan sebuah potensi sekaligus tantangan


Sejarah bangsa Indonesia menunjukkan bahwa bangsa Indonesia berdiri tegak di antara keragaman suku bangsa, budaya, agama ras dan golongan yang ada. Salah satu contoh nyata yaitu dengan dipilihnya bahasa Melayu sebagai akar bahasa persatuan yang kemudian berkembang menjadi bahasa Indonesia. Mengapa karena di Indonesia terdapat berbagai macam bahasa daerah. Dengan kesadaran yang tinggi semua komponen bangsa menyepakati sebuah konsensus bersama untuk menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan yang dapat mengatasi sekaligus menjembatani jalinan antarkomponen bangsa.

Pernahkan Kamu melihat pertandingan sepak bola? Jika ya, untuk memahami keberagaman sebagai sebuah potensi besar dalam pembangunan dapat dijelaskan dengan memahami kedudukan dan peran para pemain sepak bola. Ada banyak perbedaan kedudukan dan posisi dalam permain sepak bola seperti Penjaga Gawang (Goal-Keeper), Bek / Pemain Bertahan (Defender), Bek Tengah (Center-Back), Bek Sayap (WingBack), Gelandang (Midfielder) Gelandang Bertahan (Defending-Midfielder), Gelandang Tengah (Center-Midfielder), Penyerang (Forward), Penyerang Tengah (Center-Forward). Namun karena semua posisi yang berbeda tersebut bekerja sama dan mempunyai tujuan yang sama (mencetak gol) dipimpin oleh seorang kapten tim maka akan diperoleh hasil yang maksimal. Namun, jika keragaman (kebhinekaan) jika tidak dikendalikan dapat membuat masyarakat Indonesia berbeda pendapat dan mengakibatkan terjadinya konflik. Munculnya perasaan kedaerahan serta kesukuan yang berlebihan dan dibarengi tindakan yang dapat merusak persatuan dapat mengancam keutuhan NKRI.

Keberagaman Suku Bangsa, Agama, Ras dan Antara Golongan (SARA) di Indonesia dapat dibentuk oleh banyaknya jumlah suku bangsa, agama, rasa dan golongan yang tinggal di wilayah Indonesia dan tersebar di berbagai pulau dan daerah. Setiap Suku Bangsa, Agama, Ras dan Antara Golongan memiliki ciri khas dan karakteristik tersendiri. Keberagaman yang ada pada masyarakat, bisa saja menjadi tantangan hal itu disebabkan karena orang yang mempunyai perbedaan pendapat bisa lepas kendali. Munculnya perasaan kedaerahan dan kesukuan yang berlebihan dan dibarengi tindakan yang dapat merusak persatuan, hal tersebut dapat mengancam keutuhan NKRI. Karena itu adanya usaha untuk dapat mewujudkan kerukunan bisa dilakukan dengan menggunakan dialog dan kerjasama dengan prinsip kebersamaan, kesetaraan, toleransi dan juga saling menghormati satu sama lain.

1) Keberagaman Suku Bangsa dan Budaya
Budaya mempunyai sifat yang universal. Hal tersebut berarti ada berbagai sifat umum yang melekat dan menyatu pada setiap budaya yang ada dan dihasilkan. Beberapa sifat universal budaya tersebut di antaranya :
·        Kebudayaan merupakan milik bangsa
·        Kebudayaan adalah hasil belajar
·        Kebudayaan brdasar pada lambang
·        Kebudayaan dapat terintegrasi
·        Kebudayaan bisa disesuaikan
·        Kebudayaan selalu berubah
·        Kebudayaan bersifat nisbi dan relatif
Pada suatu budaya juga terdapat suatu pola prilaku yang biasa disebut patterm of behavior yang merupakan tat cara masyarakat.

2) Keberagaman Agama, Kepercayaan dan Ras di Indonesia
Keberagaman ini antara lain di pengaruhi oleh letak geografis di jalur perdagangan internasional. Dukungan kekayaan alam yang melimpah dan diperlukan oleh bangsa lain, maka perdagangan asing datang ke Indonesia. Selain melakukan kegiatan perdagangan, mereka juga menyebarkan ajaran agama dan kepercayaan yang mereka yakini yakni agama Hindu dan Budhamasuk dibawa oleh bangsa India yang sudah lama berdagang dengan Indonesia, lalu menyusul para pedagang Gujarat menyebarkan ajaran Islam. Kedatangan bangsa Eropa membawa agama kristen dan katolik, sedangkan pedagang Cina menganut agama Kong Hu Chu. Berbagai agama diterima oleh bangsa Indonesia sebab sebelumnya masyarakat sudah mengenal kepercayaan sperti animisme dan dinamisme. Juga sifat keterbukaan masyarakat Indonesia menerima budaya lain.

Keberagaman Ras bebrapa pakar mempunyai pendapat berbeda tentang pengertian ras, namun biasany ras dapat diartikan sebagai sekelompok besar manusia yang mempunyai ciri-ciri fisik yang sama. Manusia yang satu mempunyai perbedaan ras dengan manusia yang lainnya sebab adanya perbedaan ciri-ciri fisik seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, ukuran badan, bentuk badan, bentuk dan warna mata, dan ciri fisik lainnya. Masyarakat indonesia mempunyai keberagaman ras disebabkan oleh kehadiran bangsa asing ke wilayah Indonesia, sejarah penyebaran ras di sunia, letak geografis wilayah Indonesia. Beberapa ras yang ada di Indonesia seperti ras malayan-mongoloid yang tersebar di wilayah sumatra, jawa, bali, kalimantan sulawesi. Yang kedua adalah ras malanesoid yang tersebar di daerah Papua, maluku dan NTT. Ketiga ras Asiatic mongoloid seperti orang Tionghoa, korea dan jepang. Ras ini tinggal dan menyebar di seluruh wilayah Indonesia, namun terkadang mendiami daerah tertentu. Terakhir yaitu ras Kaukosoid yaitu orang India, timur Tengah, Australia, Eropa dan Amerika.


B. Harmoni dalam Keberagaman Suku, Agama, Ras, Dan Antargolongan (SARA)

Pengertian harmoni menurut id.wikipedia.org berasal dari bahasa Yunani dari kata harmonia yang berarti terikat secara serasi/sesuai. Pada bidang musik, sejak abad pertengahan pengertian harmoni tidak mengikuti pengetian yang pernah ada sebelumnya, harmoni tidak lagi menekankan pada urutan bunyi dan nada yang serasi, namun keserasian nada secara bersamaan.

Sebagaimana dinyatakan hesty kusumaningrum dalam kompasiana.com, mengapa menjaga harmoni dalam keberagaman SARA itu penting? Karena kita tinggal diatas bumi yang sama dan diatas negara yang sama. Bisa jadi diantara kita memiliki perbedaan suku, agama, rasa dan golongan, namun karena kita manusia yang dianugerahi akal dan pikiran, semestinya kita bisa hidup saling berdampingan. Tidak ada ego pribadi, yang ada adalah ego bersama yang bertujuan untuk kemaslahatan umat. Jika ada ego pribadi terus dipelihara, dikhawatirkan akan berujung pada kekerasan yang bisa berpotensi merusak keberagaman yang telah ada.

Harmoni dalam keberagaman ini, akan melahirkan sebuah kedamaian. Dan siapa yang tidak ingin hidup dalam kedamaian? Dan siapa pula yang ingin hidup dalam kondisi yang terus dilanda konflik? Karena itulah, membangun kesadaran sejak dari dalam pikiran perlu ditanamkan pada diri kita masing-masing. Mari kita tanamkan pada diri kita, bahwa Indonesia bukanlah negara konflik. Dan faktanya, Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi perdamaian. Indonesia menghargai keberagaman dan memberikan ruang kepada siapa saja yang ingin mewujudkan perdamaian.

Meski Indonesia bukanlah negara konflik, kenyataannya ada saja pihak-pihak yang tidak ingin kedamaian itu ada. Keberagaman yang sudah ada sejak nenek moyang dulu, kembali dipermasalahkan. Kelompok radikal dan intoleran, berusaha terus membuat masyarakat hidup dalam kekhawatiran. Teror tidak hanya dalam bentuk bom, juga ancaman kekerasan, bahkan ujaran kebencian yang terjadi juga kian mengkhawatirkan. Semuanya itu seharusnya tidak perlu terjadi. Jika Rasulullah SAW gemar memberikan contoh untuk saling memaafkan, kenapa kita para pengikutnya tidak melakukannya?

Dalam Islam prinsip harmoni antara umat beragama sudah dicontohkan Nabi Muhammad SAW melalui Piagam Madinah. Dalam Piagam Madinah dinyatakan  bahwa: a) Semua orang Islam, meskipun berasal dari suku yang berbeda tetapi mereka merupakan satu kelompok. b) Hubungan antara sesama kelompok Islam dengan kelompok lain didasarkan pada: hubungan tetangga yang baik, saling membantu dalam menghadapi musuh bersama, membela mereka yang teraniaya, saling menasehati, dan menghormati kebebasan beragama

Jangan biarkan diri kita terhasut oleh informasi yang menyesatkan, provokasi yang mengandung SARA, dan ajakan untuk melakukan jihad dengan cara kekerasan. Semuanya itu jelas bertentangan dan budaya Indonesia yang toleran. Jihad dengan cara kekerasan juga tidak pernah diajarkan dalam ajaran Islam atau agama apapun. Justru jihad yang sesungguhnya adalah mengendalikan hawa nafsu dan amarah. Jika kita bisa mengendalikan amarah, tentu tidak ada kekerasan yang mengatasnamakan agama atau mengatasnamakan yang lain.


C. Prinsip Harmoni dalam Keberagaman Suku, Agama, Ras, Dan Antargolongan (SARA)

Berikut ini beberapa Prinsip Harmoni dalam Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA):
a. Egalitarianisme atau Kesetaraan (Mengedepankan semangat egalitarianisme atau kesetaraan)
b. Saling Pengertian (Terdapat saling pengertian antara sesama anggota masyarakat)
c. Toleransi (Mengutamakan Toleransi yang tinggi)
d. Kerjasama (Mengutamakan Kerjasama antara sesama anggota masyarakat)
e. Keterbukaan (Menjungjung tinggi Keterbukaan)
f.  Penghargaan atas Prestasi (Penghargaan kepada orang berdasarkan prestasi, bukan prestise seperti keturunan kesukuan, ras, dan lain-lain)

Indonesia membutuh generasi yang mengembangkan prinsip-Prinsip Harmoni dalam Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) . Karena itulah, generasi penerus harus mampu menghargai keberagaman. Generasi penerus juga harus mampu menciptakan harmoni dalam aneka ragam perbedaan di negeri ini. Agar Indonesia bisa menjadi taman raksasa, yang penuh warna warni bunga yang enak dipandang mata. Agar Indonesia bisa menjadi alunan orchestra, yang terdiri banyak instrument musik tapi tetap enak didengar. Itulah harmoni dalam keberagaman.


D. Permasalahan Keberagaman Masyarakat Indonesia
Keberagaman bangsa Indonesia merupakan anugerah dari Tuhan yang maha Kuasa, yang patut dihargai. Salah satu karakteristik keberagaman adalah adanya perbedaan. Perbedaan yang tidak terselesaikan dapat berkembang menjadi konflik. Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih, salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dalam masyarakat dapat dikelompokkan berdasarkan tingkatannya yaitu konflik ideologi dan konflik politik. Konflik ideologi terjadi karena perbedaan ideologi dalam masyarakat. Konflik politik merupakan pertentangan yang disebabkan perbedaan kepentingan dalam memperoleh kekuasaan atau merumuskan kebijakan pemerintah. Berdasarkan jenisnya, terdapat konflik antar suku, konflik antaragama, konflik antarras, dan konflik antargolongan. Berikut uraian konflik berdasarkan jenisnya:
a. Konflik antarsuku
b. Konflik antaragama
c. Konflik antar ras
d. Konflik antargolongan

Gejala yang menunjukkan adanya konflik sosial dalam masyarakat antara lain sebagai berikut :
a. Sanksi terhadap pelanggar atas norma tidak tegas atau lemah.
b. Norma-norma sosial tidak berfungsi dengan baik.
c. Adanya pertentangan norma-norma dalam masyarakat.
d. Tidak adanya persamaan pandangan antar kelompok.
e. Tindakan anggota masyarakat sudah tidak lagi sesuai dengan norma yang berlaku.
f. Tidak terjadi proses disosiatif. Lalu apa penyebab konflik dalam masyarakat?

Penyebab konflik dalam masyarakat antara lain sebagai berikut:
a. Perbedaan antarindividu seperti perbedaan pendapat
b. Benturan antar kepentingan, seperti kepentingan ekonomi, politik maupun ideologi
c. Perubahan sosial yang terjadi secara cepat dan mendadak dapat pula menimbulkan ketidaksiapan masyarakat menerima perubahan
d. Perbedaan kebudayaan yang mengakibatkan perasaan kelompoknya dan bukan kelompoknya.

Konflik dalam masyarakat memiliki akibat positif dan negatif, baik secara perorangan maupun kelompok. Namun sisi positif terjadinya Konflik sangat sedikit bila di bandingkan sisi negatif. Dilihat dari sisi positif konflik hanya mempertinggi rasa solidaritas kelompok. Sedangkan dilihat dari negatif, konflik dapat menimbulkan:
a. Perpecahan dalam masyarakat.
b. Kerugian harta benda dan korban manusia.
c. Kehancuran nilai-nilai dan norma sosial yang ada.
d. Ancaman terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat.

E. Kehidupan Harmoni sebagai Upaya Menyelesaikan Masalah yang Muncul dalam Keberagaman Masyarakat

Setiap masalah yang berpotensi menimbulkan konflik dalam masyarakat yang beragam harus segera diselesaikan sehingga tidak membawa akibat yang merugikan masyarakat. Upaya mengatasi masalah ini dapat dilakukan secara preventif dan represif. Upaya menyelesaikan konflik di masyarakat dapat juga dilakukan dengan menjaga keharmonisan antar anggota masyarakat dan mengembangkan sikap saling menghargai serta menghormati berbagai keberagaman di masyarakat.

Pembangunan yang merata dapat dijadikan salah satu upaya untuk menghindari adanya perpecahan di masyarakat. Pembangunan yang dilakukan diharapkan juga menyangkut aspek keselarasan, keserasian dan keseimbangan dengan kehidupan sesama masyarakatnya, bukan hanya dalam aspek infrastruktur saja. Dalam mewujudkan harmonisasi dan kesejahteraan bersama maka pembangunan juga harus dilaksanakan dan diperuntukkan bagi semua lapisan masyarakat.

Dalam kehidupan bermasyarakat perbedaan pasti ada. Akan tetapi, perbedaan dan keragaman sosial dalam kehidupan masyarakat bukanlah penghalang untuk menciptakan kehidupan yang harmonis. Salah satu jalan menciptakan keharmonisan yaitu dengan penerapan prinsip-prinsip keseteraan. Hal ini terkait dengan hak setiap orang yang ingin diperlakukan sama atau mendapatkan hak-haknya. Menjaga keharmonisan merupakan kewajiban bagi setiap anggota masyarakat termasuk kita. Beberapa sikap yang dapat dilakukan untuk menjaga keharmonisan dalam masyarakat, antara lain:
·          Adanya kesadaran mengenai perbedaan sikap, watak, dan sifat.
·          Menghargai berbagai macam karakteristik masyarakat.
·          Bersikap ramah dengan orang lain
·          Selalu berfikir positif.





Loading...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PRINSIP HARMONI DALAM KEBERAGAMAN SUKU, AGAMA, RAS, DAN ANTARGOLONGAN (SARA) SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI, DAN GENDER DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA"

Post a Comment